Kamis, 28 Januari 2010

Rosela


Saat ini terdapat lebih dari 100 varietas rosela yang tersebar di seluruh dunia. Dua varietas yang paling terkenal adalah sabdariffa dan altissima webster. Varietas sabdariffa mempunyai kelopak bunga yang dapat dimakan, berwarna merah atau kuning pucat, dan kurang banyak mengandung serat. Sementara itu, varietas altissima webster sengaja di tanam untuk mendapatkan seratnya, karena kandungan seratnya memang tinggi.l Namun, kelopak bunga ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai tanaman sebagai makanan.
Kedua varietas yang paling banyak dibutuhkan secara komersial tersebut banyak tumbuh di China, Thailand, Meksiko, Afrika, Sudan, Senegal, dan Mali. Rosela juga merupakan tanaman yang menarik dan indah. Lima puluh tahun yang lalu, tanaman ini secara luas tumbuh di florida dan dimanfaatkan sebagai pagar hidup pada musim panas. Daunnya yang berwarna hijau gelap sangat kontras dengan batang dan kelopaknya yang berwarna merah menyala.
Di Indonesia, nama Rosela sudah dikenal sejak tahun 1922. Tanaman ini tumbuh subur di sepanjang lintasa kereta api Indramayu, Jawa Barat. Terutama pada musim hujan terlihat hamparan kelopak bunga rosela yang bermekaran berwarna kuning. Bunga Rosela biasanya dipakai sebagai tanaman hias di taman luar ruangan, tanaman pagar, dan tanaman hias di dalam ruangan berupa bunga tangkai.

NILAI GIZI dan MANFAAT ROSELA

Kandungan Gizi

Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga rosela adalah pigmen antosianin yang membentuk flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Flavonoid rosela terdiri dari flavanols dan pigmen antosianin. Pigmen antosianin ini yang membentuk warna ungu kemerahan menarik di kelopak bunga maupun teh hasil seduahan rosela. Antosianin berfungsi sebagai antiksidan yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit degeneratif. Antosianin pada rosela berada dalam bentuk glikosida yang terdiri dari cyanidin-3-sambubioside, delphinidin-3-glucose, dan delphinidin-3-sambubisiode. Sementara itu, flavanols terdiri dari gossypetin, hibiscetine, dan quercetia.

Zat gizi lain yang tak kalah penting terkandung dalam rosela adalah kalsium, niasin, riboflavin dan besi yang cukup tinggi. Kandungan zat besi pada kelopak segar rosela dapat mencapai 8,98 mgr/100g, sedangkan pada daun rosela sebesar 5,4mg/100g. Selain itu, kelopak rosela mengandung 1,12% protein, 12% serat kasar, 21,89mg/100g sodium, vitamin C dan vitamin A.

Selain kelopak bunga dan daun, biji rosela kini juga banyak diteliti kandungan gizinya. Kandungan Lemak biji (fatty oil) rosela tergolong tinggi, yaitu 16,8% pada kondisi kering, sedangkan kandungan air pada biji 12,9%. Asam lemak dominan yang terkandung pada biji rosela adalah asam palmitat dan asam oleat, diikuti oleh asam linoleat. Kandungan sterol utama pada lemak rosela adalah b-sitosterol mencapai 61,3%.

BUDI DAYA dan PASCAPANEN

Budi Daya

Tanaman ini seringkali tidak ditanam sebagai tanaman utama, tetapi hanya sebagai tanaman tambahan. Rosela bisa ditumpangsarikan dengan tanaman apa saja, yang penting tetap mendapatkan sinar matahari cukup. Namun bila ditanam sebagai tanaman utama, sebaiknya ditanam sendiri, karena tanaman ini membutuhkan sinar matahari langsung. Rosela juga mudah tumbuh di tanah yang mendapat pengairan cukup. Meskipun kondisi tanah kurang subur, asal airnya cukup, rosela tetap bisa tumbuh.

Pada 4-5 bulan setelah tanam, tanaman ini memerlukan banyak sinar matahari untuk mencegah munculnya bunga prematur. Biasanya bunga yang muncul sebelum waktunya mempunyai kualitas rendah. Selain itu, pada awal pertumbuhannya rosela juga memerlukan curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang diperlukan selama pertumbuhannya sekitar 182cm. Jika curah hujan tidak mencukupi, bisa diatasi dengan pengairan yang baik.